BLOGGER TEMPLATES AND YouTube Layouts »

Minggu, 30 Oktober 2011

Sistem informasi geografis

Sistem informasi geografis

Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.

Data spasial

Data spasial adalah data yang memiliki referensi ruang kebumian (georeference) dimana berbagai data atribut terletak dalam berbagai unit spasial. Sekarang ini data spasial menjadi media penting untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan pada cakupan wilayah continental, nasional, regional maupun lokal.
Pemanfaatan data spasial semakin meningkat setelah adanya teknologi pemetaan digital dan pemanfaatannya pada Sistem Informasi Geografis (SIG). Format data spasial dapat berupa vector (polygon, line, points) maupun raster.

Data Raster

Foto digital seperti areal fotografi atau foto satelit merupakan bagian dari data raster pada peta. Raster mewakili data grid continue. Nilainya menggunakan gambar berwarna seperti fotografi, yang di tampilkan dengan level merah, hijau, dan biru pada sel.
Sebuah peta biasanya terdiri dari kombinasi antara data vector dan data raster. 

Data Vektor

Ada tiga tipe data vector (titik, garis, dan polygon) yang bisa digunakan untuk menampilkan informasi pada peta. Titik bisa digunakan sebagai lokasi sebuah kota atau posisi tower radio. Garis bisa digunakan untuk menunjukkan route suatu perjalanan atau menggambarkan boundary. Poligon bisa digunakan untuk menggambarkan sebuah danau atau sebuah Negara pada peta dunia. Setiap bagian dari data vector dapat saja mempunyai informasi-informasi yang bersosiasi satu dengan lainnya seperti penggunaan sebuah label untuk menggambarkan informasi pada suatu lokasi.

Minggu, 23 Oktober 2011

Lapisan Atmosfer

Atmosfer

Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya.

Troposfer

Lapisan ini berada pada level yang terendah, campuran gasnya paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin tekanan dan kelembaban yang kita rasakan sehari-hari berlangsung. Suhu udara pada permukaan air laut sekitar 27 derajat Celsius, dan semakin naik ke atas, suhu semakin turun. Dan setiap kenaikan 100m suhu berkurang 0,61 derajat Celsius (sesuai dengan Teori Braak). Pada lapisan ini terjadi peristiwa cuaca seperti hujan, angin, musim salju, kemarau, dsb.
Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut.
Di antara stratosfer dan troposfer terdapat lapisan yang disebut lapisan Tropopause, yang membatasi lapisan troposfer dengan stratosfer.

Stratosfer

Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu − 70oF atau sekitar − 57oC. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu.Disini juga tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini.
Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra violet. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 18oC pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya.

Mesosfer

Kurang lebih 25 mil atau 40km diatas permukaan bumi terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, sampai menjadi sekitar − 143oC di dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas permukaan bumi. Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es.

Termosfer

Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 1982oC. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra violet. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh.

Ionosfer

Lapisan ionosfer yang terbentuk akibat reaksi kimia ini juga merupakan lapisan pelindung Bumi dari batu meteor yang berasal dari luar angkasa karena ditarik oleh grafitasi bumi, dilapisan ionosfir ini batu meteor terbakar dan terurai, jika sangat besar dan tidak habis dilapisan udara ionosfir ini maka akan jatuh sampai kepermukaan Bumi yang disebut Meteorit.
Fenomena aurora yang dikenal juga dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi disini. Pengertian Lapisan Termosfer sebagai Lapisan Atmosfir
Pengertian Lapisan Termosfer sebagai Lapisan Atmosfir) – Lapisan Termosfer Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering juga disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkatnya ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu :
1. Lapisan Udara Terletak antara 80 – 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara KENNELY dan HEAVISIDE dan mempunyai sifat memantulkan gelombang radio. Suu udara di sini berkisar – 70° C sampai +50° C .
2. Lapisan udara F Terletak antara 150 – 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara APPLETON.
3. Lapisan udara atom Pada lapisan ini, materi-materi berada dalam bentuk atom. Letaknya lapisan ini antara 400 – 800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200° C .

Komposisi dari atmosfer bumi

Gas-gas penyusun atmosfer
Atmosfer tersusun oleh:
  • Nitrogen (N_2, 78 \%)
  • Oksigen (O_2, 21 \%)
  • Argon (Ar, 1 \%)
  • Air (H_2O, 0-7 \%)
  • Ozon (O, 0-0.01 \%)
  • Karbondioksida (CO_2, 0.01-0.1 \%)

Minggu, 28 Agustus 2011

Daftar gunung di indonesia Berdasarkan Nama

A
Gunung Agung, di Pulau Bali
Gunung Abang, di Pulau Bali
Gunung Anjasmara, di Jawa Timur
Gunung Argopuro, di Jawa Timur
Gunung Arjuno, di Jawa Timur
Gunung Aseupan, di Banten

B
Bur Ni Telong, di Nad
Gunung Baluran, di Jawa Timur
Gunung Batok, di Jawa Timur
Gunung Batur, di Bali
Gunung Bandahara, di NAD
Gunung Bawakaraeng, di Sulawesi selatan
Gunung Bromo, di Jawa Timur
Gunung Bukitunggul, di Jawa Barat
Gunung Burangrang, di Jawa Barat
Gunung Botto Kabobong, di Sulawesi selatan

C
Gunung Cikurai, di Jawa Barat
Gunung Ciremai, di Jawa Barat

D
Gunung Dempo, di Sumatera Selatan

G
Gunung Galunggung, di Jawa Barat
Gunung Gamalama, di Sulawesi
Gunung Gamkonora, di Maluku Utara
Gunung Gede, di Jawa Barat

H
Gunung Halimun, di Banten
Gunung Handeuleum, di Banten

I
Kawah Ijen, di Jawa Timur

J
Puncak Jaya di Papua

K
Gunung Kabaena, di Pulau Kabaena, Sulawesi Tenggara
Gunung Karang, di Banten
Gunung Kelud, di Jawa Timur
Gunung Kerinci, di Sumatera Barat
Gunung Krakatau, di Selat Sunda

L
Gunung Leuser, di NAD
Gunung Lawu, di Jawa Timur

M
Gunung Malabar, di Jawa Barat
Gunung Marapi, di Sumatera Barat
Gunung Merapi, di Jawa Tengah
Gunung Merbabu, di Jawa Tengah
Gunung Muria, di Jawa Tengah

P
Gunung Pangrango, di Jawa Barat
Gunung Papandayan, di Jawa Barat
Gunung Patuha, di Jawa Barat
Gunung Penanggungan, di Jawa Timur
Gunung Perkison, di NAD
Gunung Pesagi, di Lampung
Gunung Pesawaran, di Lampung
Gunung Prahu, di Jawa Tengah
Gunung Pulasari, di Banten

R
Gunung Raung, di Jawa Timur
Gunung Rinjani, di NTB
Gunung Rajabasa, di Lampung

S
Gunung Salak, di Jawa Barat
Gunung Sanggabuana, di Jawa Barat
Gunung Semeru, di Jawa Timur
Gunung Seminung, di Lampung
Gunung Sibayak, di Sumatra Utara
Gunung Sibuatan, di Sumatera Utara
Gunung Sihapuabu, di Sumetera Utara
Gunung Sinabung, di Sumatera Utara
Gunung Slamet, di Jawa Tengah
Gunung Seblat, di Bengkulu
Gunung Singgalang, di Sumatera Barat
Gunung Sago, di Sumatera Barat
Gunung Sumbing, di Jawa Tengah

T
Gunung Talamau
Gunung Talang, Sumatra Barat
Gunung Tambora, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
Gunung Tampomas, Sumedang, Jawa Barat
Gunung Tandikat, Sumatra Barat
Gunung Tanggamus, di Lampung
Gunung Tangkuban Parahu, di Jawa Barat

W
Gunung Welirang, Jawa Timur
Gunung Wilis, di Jawa Timur
Gunung Wayang, di Jawa Barat

Semoga Bermanfaat  Kalem

Sabtu, 13 Agustus 2011

MENGENAL JENIS-JENIS TANAH



GOALTER ZOKO
Di seluruh permukaan bumi terdapat aneka macam tanah, mulai dari yang paling gersang sampai yang paling subur, berwarna putih, merah, coklat, kelabu, hitam, dengan berbagai ragam sifatnya. Untuk mempermudah mengenal masing-masing jenis tanah serta kemampuannya dalam usaha mempelajari dan menggunakan tanah, perlu masing-masing jenis tanah diberi nama.
Pemberian nama atau istilah suatu jenis tanah dengan sendirinya berarti pula mengenal sifat kemampuan jenis tanah tersebut, sehingga memudahkan dalam memperbandingkan jenis tanah yang satu dengan jenis tanah yang lain. Di dunia berdasarkan klasifikasi FAO terdapat 12 jenis ordo tanah, yang juga sering dikenal jadi jenis tanah. Jenis-jenis tanah di Indonesia pertama kali disusun dalam klasifikasi oleh Mohr. Kemudian Dudal dan Soepraptohardjo menyususn klasifikasi tanah berdasarkan sistem USDA tahun 1938. Dua belas jenis tanah yang ada di dunia dapat digambarkan berdasarkan profil tanah (bukaan lapisan tanah).
1.Entisols
2.Inceptisols
3.Alfisols
4.Ultisols
5.Mollisols
6.Vertisols
7.Spodosols
8.Oxisols
9.Aridisols
10.Andisols
11.Histosols
12.Gelisols

Entisols
Merupakan jenis tanah yang paling muda,
biasanya berasal dari abu vulkan dan endapan
sedimen. Di Indonesia tanah ini banyak
terdapat di sekitar daerah gunung berapi,
biasanya ditandai dengan dominasi pasir.
Warnanya dominan kelabu dan biasanya lapis
olahnya dangkal dan kadang sudah bertemu
batuan di bawahnya. Keunggulan jenis tanah
ini secara fisik adalah memiliki drainase dan
aerasi yang baik. Kelemahan tanah ini adalah
miskin bahan organik dan juga hara tanah
khususnya nitrogen. Pengelolaan untuk jenis
tanah ini sebaiknya perlu memperkaya bahan
organiknya untuk memperbaiki struktur tanah
yang porous dan juga sebagai sumber hara N.
Disamping itu juga meminimalkan kehilangan
hara karena sifat porous tanah ini.

Inceptisols
Tanah ini sudah lebih berkembang dibandingkan
dengan Entisols.Tanah Inceptisols menyebar
paling luas dibandingkan jenis tanah lainnya,
yaitu sekitar 70,5 juta ha atau sekitar 37,5% dari
luas daratan Indonesia. Tanah ini dapat dijumpai
terutama di pulau-pulau besar seperti: Sumatera,
Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Yang
perlu diperhatikan pada tanah ini adalah miskin
K dan biasanya pH tanah sangat masam-agak
masam. Pengelolaan untuk tanah ini lebih pada
memperkaya K dan menetralkan pH tanah.

Alfisols
Tanah mempunyai perkembangan profil, solum sedang hingga dangkal, warna coklat hingga merah, tekstur geluh hingga lempung, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh dan lekat bila basah, pH netral hingga agak basa, kejenuhan basa tinggi, daya absorpsi sedang, permeabilitas sedang dan peka erosi, berasal dari batuan kapur keras (limestone) dan tuf vulkanis bersifat basa. Penyebaran di daerah beriklim sub humid, bulan kering nyata. Curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun, di daerah pegunungan lipatan, topografi Karst dan lereng vulkan ketinggian di bawah 400 m. Kendala tanah ini adalah miskin N, P dan bahan organik, sehingga pengelolaannya lebih diarahkan pada memperkaya N, P dan bahan organik.

Ultisols
Tanah ini sering dikenal dengan PMK (Podsolik
Merah Kuning). Memiliki lapisan akumulasi
lempung. Tanah mineral telah berkembang, solum
(kedalaman) dalam, tekstur lempung hingga
berpasir, struktur gumpal, konsistensi lekat,
bersifat agak asam (pH kurang dari 5.5),
kesuburan rendah hingga sedang, kejenuhan basa
rendah, peka erosi. Tanah ini berasal dari batuan
pasir kuarsa, tuf vulkanik, bersifat asam. Tersebar
di daerah beriklim basah tanpa bulan kering,
curah hujan lebih dari 2500 mm/tahun. Kendala
tanah ini adalah selain bersifat masam juga miskin
hara. Pengelolaan lebih diarahkan untuk
meningkatkan pH tanah dan pemupukan K dan P.

Mollisols
Tanah ini berkembang pada vegetasi padang rumput atau lereng gunung, memiliki solum tanah yang dangkal. Bahan induk tanah ini berasal dari batuan kapur, sehingga kebanyakan ditemukan di daerah karst (berkapur). Keunggulan tanah ini adalah kaya bahan organik, struktur remah dan aerasi yang baik. Bisa dikatakan inilah tanah yang ideal, karena secara fisik dan kimia baik.Kendala pada tanah ini adalah topografi yang berbukit serta solum yang dangkal. Sehingga jika akan digunakan sebagai lahan budidaya sangat riskan terjadinya erosi. Kalaupun untuk budidaya tanaman lebih diarahkan sebagai tanaman tumpang sari dengan tanaman hutan rakyat (agroforestry). Biasanya pada tanah ini lebih diarahkan untuk hutan konservasi atau padang rumput.

Vertisols
Tanah ini termasuk jenis yang unik diantara tanah mineral yang berkembang dari batuan kapur. Keberadaan mineral montmorilonit menyebabkan tanah ini mampu mengembang dan mengkerut. Pada musim penghujan akan mengembang, sementara pada musim kemarau tanah akan kering dan retak-retak. Kaya akan lempung, relatif memiliki pH netral sampai alkalin. Kendala dalam budidaya tanaman adalah sifat kembang kerut tanaman ini menyebabkan kerusakan pada perakaran tanaman (putus), selain miskin P, karena terikat mineral liat dan kandungan Ca yang tinggi. Jika akan digunakan untuk budidaya tanaman sangat perlu dipertimbangkan keberadaan irigasi.

Spodosols
Tanah ini mungkin termasuk salah satu tanah yang kurang baik untuk budidaya tanaman pertanian. Tingginya kandungan pasir kuarsa menyebabkan tanah ini relatif masam dan miskin hara. Selain itu juga adanya lapisan padas (akumulasi besi, aluminium dan bahan organik) menjadi kendala bagi perakaran tanaman yang sulit untuk menembusnya. Jika akan dikembangkan untuk budidaya pertanian, maka diperlukan tanaman yang memiliki perakaran dalam dan kuat menembus lapisan padas, disamping itu juga memerlukan input hara yang cukup tinggi. Lebih disarankan sebagai hutan konservasi.

Oxisols
Banyak ditemukan di hutan hujan tropis, merupakan tanah khas tropis dan termasuk yang sudah tua. Sering dikenal sebagai tanah laterit, mengalami pelapukan lanjut, warna merah dan kekuningan. Termasuk tanah yang kurang subur karena didominasi oksida-oksida besi dan aluminum serta tingginya pelindian pada tanah ini sehingga miskin hara disamping kapasitas tukar kation rendah. Defisiensi P sangat tinggi karena terjadi fiksasi oleh mineral liat serta kemasaman tanah. Untuk budidaya sangat cocok untuk tanaman karet dan kelapa. Jika akan dibudidayakan perlu usaha untuk menetralkan pH tanah, penambahan bahan organik serta pemupukan P.

Aridisols
Jenis ini hanya ditemukan di daerah yang memiliki iklim kering yang tegas, kondisi tanah lebih banyak kekurangan air, sangat rendah kandungan bahan organik, serta mengarah pada akumulasi garam pada permukaan. Termasuk tanah yang tidak subur, hanya tanaman yang toleran kekeringan dan kadar garam tinggi yang bisa bertahan pada jenis tanah ini.

Andisols
Jenis tanah mineral yang telah mengalami
perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak
coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik
tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah,
konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak
(smeary), kadang-kadang berpadas lunak, agak asam,
kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang,
kelembaban tinggi, permeabilitas sedang dan peka
terhadap erosi. Tanah ini berasal dari batuan induk abu
atau tuf vulkanik. Termasuk tanah yang subur,biasanya
dimanfaatkan untuk persawahan terutama di pulau
Jawa. Sementara untuk tanaman lain seperti teh, tembakau, kopi, jagung dan buah-buahan. Kendala pada tanah ini adalah terikatnya P pada mineral tanah sehingga tidak tersedia. Pemupukan P sangat diperlukan pada tanah ini lewat daun sehingga tidak terikat mineral liat tanah.

Histosols
Dikenal sebagai tanah organik (gambut), karena hampir 80% merupakan lapisan seresah tanaman. Kendala pada tanah ini adalah kemasaman yang ekstrim, kelarutan Al dan Fe yang tinggi serta keberadaan pirit. Pengelolaan pada tanah ini lebih diarahkan bagaimana memanfaatkan gambut yang dangkal dan bukan yang dalam. Juga pengolahan tanah yang mempertimbangkan kedalaman pirit, kesalahan dalam pengolahan tanah bisa berakibat munculnya kemasaman ekstrim akibat oksidasi pirit. Serta upaya untuk menetralisir kemasaman tanah untuk menciptakan suasana ketersediaan hara.

Gelisols
Jenis tanah ini hanya terdapat pada daerah yang memiliki iklim dingin (tundra). Kendala pada tanah ini adalah kekurangan hara K dan Ca karena hilang akibat kondisi temperatur yang sangat dingin. Budidaya diarahkan pada tanaman toleran suhu rendah.

Sabtu, 30 Juli 2011

Definisi SIG Menurut Para Ahli

Berikut ini, beberapa definisi SIG menurut para ahli:
1.   Menurut Aronaff, 1989.
SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan,
mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian.

2.   Menurut Barrough, 1986.
SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan
kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari
kenyataan dunia.

3.   Menurut Marble et al, 1983.
SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.

4.   Menurut Berry, 1988.
SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.

5.   Menurut Calkin dan Tomlison, 1984.
SIG merupakan sistem komputerisasi data yang penting.

6.   Menurut Linden, 1987.
SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis
dan penayangan data secara spasial terkait dengan muka bumi.


 Contoh gambar SIG